Kamis, 11 Agustus 2011

Perempuan Pintar Buat Apa?

“Perempuan mah ngapain sekolah tinggi-tinggi, Neng. Pinter-pinter juga buat apaan? Bisa ngurus anak yang bener aja udah bagus.” Pak Ojeg menimpaliku ketika mendengar aku rencanaku melanjutkan sekolah lagi.

Argumen-argumen klise yang pasti sering diutarakan, bahwa perempuan mau bagaimana juga pasti berujung berkutat seputar urusan rumah, suami, anak. Bahwa sekolah tinggi adalah percuma, membuang waktu, tenaga, dan biaya. Bahwa sekolah hanya seperlunya saja, cukup sampai menguasai pengetahuan dasar (iya bagus kalau menguasai, kalau cuma lewat??? Heheh…) 

Begitukah?

Bagus jika perempuan tersebut berasal dari latar belakang pendidikan keluarga yang luar biasa. Matang baik secara fisik, mental, spiritual, dan pengetahuan. Telah dibekali dan mampu mengurus suami, anak, dan rumah tangganya kelak. Bagaimana jika seorang ibu muda mencubit anaknya yang merengek bosan ditambah bonus kata, “Bego banget sih, udah dibilangin diem juga! Ibu tinggalin kamu di pinggir jalan nih, mau??!!” Atau seorang ibu yang mengajarkan anaknya untuk melempar bungkus jajanannya ke luar jendela mobil?

Rasulullah bersabda bahwa perempuan itu adalah tiangnya negara. Perempuan yang baik dan cerdas diharapkan akan melahirkan generasi yang baik dan cerdas juga. Perempuan nantinya juga akan mengambil peran dalam pembentukan anaknya. Bahkan semenjak dalam masa kandungan. Seorang perempuan cerdas pasti akan menjaga pola hidupnya untuk tetap sehat demi bayi dalam kandungannya. Makanan bergizi, ASI, dan serangkaian pemeriksaan kesehatan rutin akan dipenuhinya. Seiring pertumbuhan anaknya, perempuan akan mengajarkan bagaimana berperilaku yang baik dan mengenalkan anak pada pengetahuan-pengetahuan dasar bentuk, warna, angka, huruf dan banyak lagi. Perempuan juga pasti akan mengambil peran ketika anak dalam kesulitan atau sakit, menghibur saat sedih, dan bersama tertawa dalam suka. Hal-hal sederhana tersebut adalah penting dalam mendidik anak.

Belum lagi harus menghadapi suami, bersosialisasi dengan lingkungan, mengatur anggaran rumah tangga, menyiasati pemenuhan kebutuhan keluarga… kalau gak cerdas gimana??

Sekolah sendiri bukan dimaksudkan untuk menunda pernikahan dan membangun keluarga terus jadi sok pinter, tapi kalau argumennya ngapain sekolah kalau berakhir di urusan domestik nanti duluuuu…

Sekolah itu bagian dari proses pendidikan, sedikit banyak bisa membuka wawasan dan membentuk pola pikir seseorang. Pendidikan dan pengetahuan diperlukan bagi seseorang untuk membantunya menjalani hidup. Bagi perempuan hal tersebut pastilah sangat berguna untuk melanjutkan perjuangan perempuan terdahulunya untuk membentuk generasi penerusnya menjadi generasi yang membanggakan.

Walaupun juga pendidikan yang tinggi tidak menjamin seorang perempuan memiliki pengetahuan dan sikap mental yang baik dalam mengelola dan menghadapi keluarganya. Yang penting adalah bagaimana seorang perempuan mau terus mengembangkan dan memperkaya dirinya dengan beragam pengetahuan serta masih terus semangat membenahi dirinya ke arah yang lebih baik.

Memangnya gak malu kalau anak bertanya dan kita tidak bisa menjawab? Atau malah mengajari anak dengan menakut-nakutinya dengan hal-hal yang tak masuk akal? Bisa jadi berbohong kepada anak agar anak tak terus bertanya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar