Kamis, 11 Agustus 2011

Mural Ternyata Bagus Juga...

Masih siang, baru selesai makan siang tapi sudah berpikir mau makan malam apa, terus hari ini bisa pulang cepat gak ya? Banar-benar menggambarkan pribadi yang sedang bosan, haha! It’s Friday, anyway… (terus kenapa???? hahaha…)

Ya ya ya, cek email siang sudah, kopi penghalau kantuk sehabis makan siang juga sudah tandas, masih juga bingung mau apa. Pekerjaan di meja hanya kulirik dan akhirnya kuraih kertas buram, jadi sasaran urek-urekan. Eh, malah flash back, menghadirkan diriku kembali ke suatu perempatan jalan di suatu malam.
Sambil menunggu antrian di lampu merah di perempatan tomang di bawah jembatan layang, iseng celingak-celinguk melihat situasi sekitar. Hmmm… bagus juga lampu penerangan yang dipasang di dinding luar jembatan layang. Berpendar kebiruan menambah warna perempatan ini. Cukup memanjakan mata kalau saja tempelan pamflet iklan pembuatan spanduk tidak tertempel di dinding jembatan layang.

Mata saya berpindah ke kaki jembatan layang. Ada mural di sana. Bagus juga. Coba di bawah lampu-lampu biru tadi juga digambari mural, bukannya tempelan pamflet iklan spanduk, mungkin akan menambah semarak perempatan tomang ini. Gambar-gambar atau pesan-pesan dalam mural yang disoroti lampu yang berpendar biru. Menyoroti pesan yang terkandung di dalamnya. Membuat orang tahu, mungkin juga dapat menciptakan dialog dengan penikmatnya. Paling apes jadi alternatif pemandangan sembari menunggu lampu yang beralih warna menjadi hijau.

Mural bukan lagi sesuatu yang baru dikenal dalam masyarakat kita. Mural sudah banyak bertebaran di beberapa kota di Indonesia. Selain dipandang sebagai seni, mural juga bisa dijadikan suatu media untuk menyampaikan suatu pesan kepada publik. Sayang juga terkadang mural dianggap mengganggu keindahan kota. Padahal menurut saya, dengan pemilihan lokasi yang tepat, maka mural dapat memberi fungsi yang maksimal terhadap keindahan kota dan sarana penyampaian pesan terhadap masyarakat.

Kan lumayan juga tuh ruang-ruang kosong dapat dimanfaatkan sebagai media komunikasi sekaligus hiburan dibandingkan diisi dengan grafitti sembarangan atau tempelan-tempelan iklan yang tak beraturan saling bertumpuk. Siapa tahu juga bisa mengurangi stress akibat kendaraan yang juga saling bertumpuk.

Estetika di kota-kota besar tidak hanya melulu soal bangunan, tata kota, dan penghijauan taman. Mural pun bisa menambah warna, melengkapi keindahan kota. Apalagi kota sekelas Jakarta Raya ini. Jakarta layak untuk mendapat yang lebih baik dari tumpukan sampah, selimut asap, coretan kasar cat semprot, tempelan iklan dan ornamen partai yang “lupa” dicopot kala sudah habis masa nyoblos.

Indulge sense and get the message with mural.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar