Kamis, 28 Februari 2013

Mengingat - Menimbang

                                                                                                    

wanita nggak pernah takut menikahi lelaki miskin
yang wanita sangat takutkan menikahi lelaki miskin ilmu dan tanggung jawab

wanita nggak pernah khawatirkan apa kerja suami
yang dikhawatirkan wanita dapat suami yang nggak mau kerja

bila beraninya lelaki hanya mengumbar harapan palsu
wanita lebih senang pada lelaki yang takut Allah karenanya menjaga lisan

wanita tidak perlu pemimpin perusahaan untuk jadi suami
tapi jelas perlukan pemimpin shalat (imam) malam berdua

suami itu
bila di depan jadi pemimpin
di samping jadi kekasih
di belakang jadi penjaga
di bawah dia mendukung
di atas melindungi

suami itu bertanggung jawab atas dirinya
karenanya bisa bertanggung jawab atas wanita

#Felix Siauw

Titipan-Nya


Sering kali aku berkata ketika orang memuji milikku, bahwa sesungguhnya ini hanya titipan
Bahwa mobilku hanya titipan-Nya
Bahwa rumahku hanya titipan-Nya
Bahwa hartaku hanya titipan-Nya
 
Tetapi mengapa aku tidak pernah bertanya
Mengapa Dia menitipkan padaku?
Untuk apa Dia menitipkan ini padaku?
Dan kalau bukan milikku, apa yang harus kulakukan untuk milik-Nya ini?

Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yg bukan milikku?
Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu diminta kembali oleh-Nya?

Ketika diminta kembali kusebut itu sebagai musibah
Kusebut itu sebagai ujian
Kusebut itu sebagai petaka
Kusebut dengan panggilan apa saja yang melukiskan bahwa itu adalah derita

Ketika aku berdoa, kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku
Aku ingin lebih banyak harta, lebih banyak mobil, lebih banyak rumah, lebih banyak popularitas
Dan kutolak sakit, kutolak kemiskinan
Seolah semua "DERITA" adalah hukuman bagiku

Seolah keadilan dan kasih-Nya harus berjalan seperti Matematika
Aku rajin beribadah
Maka selayaknyalah derita menjauh dariku
Dan nikmat dunia kerap menghampiriku

Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang dan bukan kekasih
Kuminta Dia membalas "perlakuan baikku" dan menolak keputusan-Nya yang tak sesuai keinginanku

Gusti...
Padahal tiap hari kuucapkan, hidup dan matiku hanyalah untuk beribadah
"Ketika langit dan bumi bersatu, bencana dan keberuntungan sama saja"


#WS Rendra