Kamis, 11 Agustus 2011

Cinta Bumi Kepada Langit



Sang penyair Rumi bilang bahwa orang bijak mengumpamakan pria dan wanita bagaikan langit dan bumi. Langit memberikan apa yang dibutuhkan bumi dan bumi menjaga kelangsungannya. Saat bumi kehilangan kelembabannya, maka langit akan menurunkan embunnya untuk mengembalikan kelembaban bumi.

Bahagialah bumi memiliki langitnya. Bangga sekali bumi pada langitnya. Kebanggaan pada tanggung jawab langit yang tak pernah surut. Bumi mencintai langit yang memberikan segala yang bumi butuhkan untuk menjadikannya tetap hidup: perlindungan dari panas mentari, kesejukan hujan, perhiasan bintang, keceriaan pelangi, bahkan kemarahan guntur dan halilintar. Bumi mewujudkan cintanya dengan menjaga pemberian langit. Meneruskan dengan memberikannya dengan penuh cinta dan terus menerus kepada penghuninya. Melahirkan gunung-gunung yang kokoh, pepohonan yang rindang, bunga-bunga cantik, lautan yang teduh, binatang-binantang yang ceria, juga manusia-manusia yang diharapkan dapat membantunya menjaga pemberian sang langit, kekasihnya.

Bumi akan selalu setia kepada langit yang telah memberinya perlindungan dan curahan kasih sayang. Bumi selamanya akan terus memandang hanya kepada langit. Bekerja bersama langit menumbuhkan kehidupan yang membanggakan. Kehidupan yang sarat kasih. Bargandengan dan bertatap mesra sampai saat Tuhan membubarkan alam semesta.

Bagaimana bila langit sudah bosan dengan bumi? Atau bumi tak lagi peduli dengan segala yang diupayakan langit? Ketika mereka berdua memutuskan untuk saling benci dan hidup sendiri-sendiri?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar