Rabu, 12 Oktober 2011

Kutipan Zig Ziglar

- Jika anda bisa memimpikan sesuatu, maka anda tentu bisa meraihnya.

- Berharaplah yang terbaik tapi bersiaplah menghadapi yang terburuk.

- Sukses tergantung sebuah kelenjar di dalam tubuh. Kelenjar keringat.

- Jika anda mencari teman, maka anda akan sulit menjumpainya. Tapi jika anda bersikap sebagai teman, maka anda akan menjumpai teman anda di mana-mana.

- Pikiran yang positif memungkinkan kita melakukan segala sesuatu lebih baik dari pada pikiran negatif.

- Dalam hidup, anda tidak bisa disebut sukses jika hanya berhasil di bidang bisnis tapi kehidupan rumah berantakan.

6 kutipan milik Zig Ziglar, seorang penulis dari Amerika Serikat. Sebenarnya kata-kata tersebut merupakan kata-kata yang sudah sering kita ketahui. Terus kenapa saya tulis ulang?

Jawabnya hanya iseng karena penasaran saya saja. Tumben-tumbennya Intisari (Oktober 2011) mencantumkan sekaligus 6 mutiara kata dari 1 tokoh dalam 1 edisi yang memuat 12 mutiara kata. Ini artinya setengah dari mutiara kata dalam sati edisi dirajai oleh Zig Ziglar. Biasanya dalam 1 edisi tokohnya bisa sangat beragam. Atau mungkin memang hanya kebetulan saja temanya matching? hmm... tak masalah sih, pada dasarnya memang berangkat dari keisengan saya semata.

ROKOK... oke kah?

"Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan." QS. Al Baqarah : 195

"Dan Janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu." QS. An Nisaa : 29

"Tidak boleh memulai memberi dampak buruk (mudhorot) kepada orang lain, begitu pula membalasnya." Hadist HR. Ibnu Majah no. 2340, Ad Daruquthni 3/77, Al Baihaqi 6/69, Al Hakim 2/66

"Sesungguhnya jika engkau meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan memberi ganti padamu dengan sesuatu yang lebih baik." Hadist HR Ahmad 5/363.

Saudara-saudaraku yang cerdas, kalian pasti bisa menangkap maksudnya kan?

Senin, 10 Oktober 2011

13 Things I Love

  1. I love coffee
  2. I love rain
  3. I love to run
  4. I love books
  5. I love (hu)man
  6. I love silence
  7. I love sex
  8. I love challenge
  9. I love clean
  10. I love speed
  11. I love to laugh
  12. I love brainstorming
  13. I love thirteen

Never Too Old To Play

jika kau melihatku
berlarian bersama teman
tertawa jika tertangkap

jika kau melihatku
mengayuh cepat membelah angin
berpacu bersama sambil tertawa

jika kau melihatku
berkecipak riang
menadah hujan

aku sedang bermain

jika kau melihatku
tidakkah kau berpikir aku sedang bermain
ketika aku telah berambut abu-abu
ketika kulitku lecek
ketika punggungku bungkuk
?

Persyaratan Perpanjangan Merek

Persyaratan perpanjangan merek untuk badan usaha:
  1. Foto kopi akta pendirian perseroan/perubahan terakhir (legalisir notaris);
  2. Foto kopi KTP Direktur Utama/Direktur;
  3. Foto kopi NPWP perseroan;
  4. Foto kopi sertifikat merek yang akan diperpanjang;
  5. Etiket/logo merek 30 lembar, ukuran min. 2x2 cm, maks. 9x9 cm;
  6. Surat kuasa;
  7. Surat pernyataan kepemilikan merek;
  8. Mengisi formulir perpanjangan merek.
Persyaratan perpanjangan merek untuk perorangan:
  1. Foto kopi KTP;
  2. Foto kopi sertifikat merek yang akan diperpanjang;
  3. Etiket/logo merek 30 lembar, ukuran min. 2x2 cm, maks. 9x9 cm;
  4. Surat kuasa;
  5. Surat pernyataan kepemilikan merek;
  6. Mengisi formulir perpanjangan merek.
Biaya: http://www.dgip.go.id/ebscript/publicportal.cgi?.ucid=376&ctid=3&id=122&type=0

Persyaratan Pendaftaran Merek

Persyaratan permohonan pendaftaran merek untuk badan usaha:
  1.  Foto kopi akta pendirian perseroan atau perubahan terakhir (legalisir notaris);
  2.  Foto kopi KTP Direktur Utama/Direktur;
  3.  Foto kopi NPWP perseroan;
  4.  Etiket merek/logo 30 lembar dengan ukuran min. 2x2 cm, maks. 9x9 cm;
  5.  Surat Kuasa;
  6.  Surat Pernyataan.
Persyaratan permohonan pendaftaran merek untuk perorangan:
  1. Foto kopi KTP;
  2. Etiket merek/logo 30 lembar dengan ukuran min. 2x2 cm, maks. 9x9 cm;
  3. Surat Kuasa;
  4. Surat Pernyataan.
Biaya http://www.dgip.go.id/ebscript/publicportal.cgi?.ucid=376&ctid=3&id=122&type=0


Jumat, 19 Agustus 2011

Obral Kepribadian Online



kalo ada yang isengnya kumat, cek di sini buat mainan http://www.quizbox.com/personality/test82.aspx
dan hasilku adalaaaaah......

Your view on yourself:
You are down-to-earth and people like you because you are so straightforward. You are an efficient problem solver because you will listen to both sides of an argument before making a decision that usually appeals to both parties.

The type of girlfriend/boyfriend you are looking for:
You like serious, smart and determined people. You don't judge a book by its cover, so good-looking people aren't necessarily your style. This makes you an attractive person in many people's eyes.

Your readiness to commit to a relationship:You are ready to commit as soon as you meet the right person. And you believe you will pretty much know as soon as you might that person.

The seriousness of your love:
You are very serious about relationships and aren't interested in wasting time with people you don't really like. If you meet the right person, you will fall deeply and beautifully in love.

Your views on education
You may not like to study but you have many practical ideas. You listen to your own instincts and tend to follow your heart, so you will probably end up with an unusual job.

The right job for you:
You're a practical person and will choose a secure job with a steady income. Knowing what you like to do is important. Find a regular job doing just that and you'll be set for life.

How do you view success:
You are confident that you will be successful in your chosen career and nothing will stop you from trying.

What are you most afraid of:
You are afraid of things that you cannot control. Sometimes you show your anger to cover up how you feel.

Who is your true self:
You are mature, reasonable, honest and give good advice. People ask for your comments on all sorts of different issues. Sometimes you might find yourself in a dilemma when trapped with a problem, which your heart rather than your head needs to solve.

Irish Blessing

Work like you don't need money
Love like you’ve never been hurt
Dance like nobody’s watching
Sing like nobody’s listening
Live like it’s Heaven on Earth

too much love will kill you






I’m just the pieces of the man I used to be
Too many bitter tears are raining down on me
I’m far away from home,
And I’ve been facing this alone

For much too long I feel like no one ever told the truth to me,
About growing up, and what a struggle it would be
in my tangled state of mind,
I’ve been looking back to find where I went wrong

Too much love will kill you if you can’t make up your mind
Torn between the lover and the love you leave behind
You’re heading for disaster ’cos you never read the signs,
Too much love will kill you every time

I’m just the shadow of the man I used to be
And it seems like there’s no way out of this for me
I used to bring the sunshine,
Now all I ever do is bring you down

How would it be if you were standing in my shoes?
Can’t you see that it’s impossible to choose?
No, there’s no making sense of it
Every way I go I’m bound to lose

Too much love will kill you,
Just as shore as none at all
It will drain the powers that’s in you
Make you bleed, and scream, and crawl

And the pain will make you crazy,
You’re the victim of your crime
Too much love will kill you every time.

Too much love will kill you
It will make your life a lie
Too much love will kill you
And u won’t understand why

You’ll give your life
You’ll send your soul
But here it comes again
Too much love will kill you,
… in the end


Queen feat. Brian May

ding...

menembus bola mata menggerataki jiwa

dia yang sangat emosional, royal menghamburkan kata-kata kala tak berkenan
dan akan menjadi bungkam dan menatap dingin kala benar-benar marah

dia yang riang gembira selalu bergerak gerak
dan akan kisut meringkuk menstabilkan luka hati

dia yang mudah luluh dan menangis
dan tak kan ada setetes pun air mata, hanya pandang kosong mengiris orang yang melihatnya kala kehilangan kesayangan

dia yang berjalan dengan mantap dan tersenyum
namun selalu bertanya-tanya akan setiap langkah yang dipijaknya

dia yang suka bermain dengan peristiwa
dan akan menjadi sangat ketakutan ketika tercebur

dan setiap peristiwa mengubahnya menjadi sosok yang berbeda
dia yang mengambil keputusan dia pasti akan bertanggung jawab
diabaikan dia akan balik keadaan
terjebak dia akan sekuat tenaga membebaskan diri
dia akan mencari jawaban setiap pertanyaannya
dia akan menantang yang membuatnya tertantang

dia yang terlihat tahu akan maunya, still need back up





Dear, Love...


dan mampukah engkau mempertahankanku
seberapa pantaskah kau untuk ku tunggu
cukup indahkah dirimu untuk selalu kunantikan
mampukah kau hadir dalam setiap mimpi burukku
mampukah kita bertahan di saat kita jauh

belai lembut jarimu
sejuk tatap wajahmu
hangat peluk janjimu
seberapa hebat kau untuk kubanggakan
cukup tangguhkah dirimu untuk selalu kuandalkan

lelahkah menungguku berkelana
lelahkah menunggu kau di sana
bisa bertahankah kau disana
bisa bertahankah sayang…
coba bertahanlah kau disana
coba bertahanlah sayang…

#sheila on 7

Belahan Jiwa





Dia
Memenuhi setiap sel tubuhku
Namanya terekam di alam bawah sadarku
Sosoknya tercitrakan di setiap lengkung labirin otakku
Bayangnya mengubah tegarku menjadi dangdut melankolis
Keberadaannya mengganggu konsentrasiku
Ketiadaannya menciptakan cemas yang tak masuk akal
Kata-katanya menjadi tiang semangatku

Belahan jiwa...
Setelah jiwa yang satu bertemu dengan belahannya
Setelah pertemuan dengan setengah dari diri kita
Akankah kita disadarkan betapa kesepiannya diri kita selama ini?

The Rumi's




Sang penjaga hati tidak akan meninggalkanmu
Baik dalam kasih sayang atau kekejaman
Juga dalam kekafiran maupun persaksian
Kemanapun engkau tautkan hatimu pada sesuatu
KepekasaanNya akan merobekmu
Wahai, Hati! 
Jangan taruh dirimu di sembarang tempat
Jangan!

#Jalaluddin Rumi


Rindu


tak ada keramaian
tak ada suara
tenggelam sendirian
dalam kesunyian diri
siapakah yang dapat kudatangi
yang dapat memecah sunyi ini?

***

tak dapat kukatakan apa yang kupikirkan
seolah tak punya kata-kata
bahkan lidah pun enggan mengucap
semua disimpan
tak tahu harus bagaimana
berharap menemukan
berlari mengejar
dan mendapatinya menungguku
merengkuhku dan kusandarkan bebanku
tanpa harus bercakap
kuuraikan semua dalam dekapannya
lewat hati yang bersatu



Biasa



pagi ini mentari terbit di ufuk timur
dan petang nanti ku yakin terbenam di barat
seperti biasanya

namun mengapa hari ini ada yang lain kurasakan
bantu aku telaah perasaanku sendiri
sedikit senyum untukku
sedikit tatapan penuh makna
sedikit namun getarkan hatiku

segalanya berjalan biasa
hari ini dua puluh empat jam yang tak pernah berhenti
seperti biasanya

# sarah silaban & tere


Ayo Main Berantem-Beranteman


ayo main berantem-beranteman!

aku pukul dipukul jangan nangis
aku serang aku tendang kamu tangkis

kamu maju aku mundur
kamu diam siagaku mengendur

kakimu melayang kuat dan cepat
di depan wajahku menerjang

breeeett...!

suara kain membuatmu membeku dan aku tergugu

eh, sobek?

hahahahaha.... you know i love you still

Kekuatan Minyak Untuk Wajahmu


Aku mau berbagi 2 Tips Minyak

SATU --- Baby oil bisa digunakan sebagai penggati water-proof make up removal. Tips ini sudah kucoba dan cukup berhasil. Terima kasih untuk mbak Nuning atas tips-nya.

DUA --- Tips minyak zaitun ini kesalin dari Kompas Female. Ini dia:

Minyak zaitun bisa bantu berikan kelembaban kulit, sementara lemon membuat kulit lebih cerah dan berseri. Minyak zaitun kaya akan vitamin C, D, dan E, antioksidan, serta zat besi, yang berguna meregenerasi kulit dan menjaga kelembaban. Jika keduanya digabung, bisa membantu mengurangi keriput serta ketidaksempurnaan pada kulit wajah. Tambahan oatmeal untuk mengatasi masalah kulit wajah kusam. Putih telur bantu kencangkan kulit wajah. Begini resepnya:

Bahan:
1 sendok makan minyak zaitun
beberapa tetes perasan air lemon
1/2 cangkir oatmeal instan yang sudah dimasak (dinginkan)
1 putih telur

Cara pembuatan:
1. Campurkan minyak zaitun, perasan air lemon, oatmeal, dan putih telur hingga rata.
2. Oleskan merata pada wajah dan leher.
3. Biarkan selama 15-30 menit.
4. Bilas dengan air hangat.
5. Oleskan pelembab sesuai kondisi wajah Anda seperti biasa.

Nah, kalau ada lagi kukasih tau deh... chao!

Suara Hati Seorang Kekasih

hanya namamu di hatiku
jiwa dan raga takkan berdusta
namun terkadang
cinta terusik benci sesaat

seribu musim takkan bisa
menghibur hati yang penuh marah
entah mengapa
berpisah saat mulai menjalin

suara hati seorang kekasih
bagai nyanyian surgawi
takkan berdusta
walau ketamakan merajai

diri yang penuh emosi
jauh di dasar hatiku
tetap ku mau
kau sebagai kasihku


#sebuah lirik yang dinyanyikan oleh Melly Goeslow



Dia Takut Cinta


Gadis terlihat cemas ketika lelaki pamit bertugas
Gadis takut sesuatu akan bisa mencelakai lelaki itu dan kehilangannya
Tapi gadis menolak kata takut
dia memperhalusnya dengan kata khawatir





Gadis merindu kabar dari lelaki yang tak diacuhkannya
Seolah-olah yang tak diacuhkannya
Gadis menuliskan berlembar-lembar kerinduannya
Di kertas, di hatinya, di langit, di setiap langkah kakinya

Lelaki itu bilang cinta
Gadis bergerak mundur
Gadis takut akan cinta lelaki itu
"Aku hanya belum siap," Gadis membela

Gadis belum siap mencinta
Gadis hanya terlonjak gembira mendengar kabar dari lelaki
Gadis akan menekuk wajah, gelisah, dan resah
karena ulah lelaki

Seseorang bilang, "Kau mencintai lelaki itu, Gadis."
Gadis menggeleng menolak kata cinta
Kata cinta terdengar janggal di sekujur sel tubuhnya
"Aku hanya peduli padanya," Gadis membela


#Midnight for sister

Kamis, 11 Agustus 2011

Akankah Aku Buta?

Ping.

“Jangan terlalu serius melototin kerjaan di komputer, bisa menyebabkan kebutaan”

Kata-kata itu lah yang selalu dikirim Uncit lewat messenger ketika Rei mulai konsentrasi penuh menekuri perjanjian yang harus dikonsep atau dikaji ulang. Kata-kata itu terkesan konyol di mata Rei sebelumnya. Mungkin juga Uncit memang cuma bercanda.

Kali ini kata-kata itu membuat Rei merasa berbeda. Kali ini Rei tidak lagi menertawakan Uncit karena kata-kata itu.

***
Robekan retina bisa terjadi akibat myopia tinggi

“Rei… aah, kenapa harus gw?? Apa salah gw? Gw udah berusaha mengerem mulut gw untuk gak ngomong sembarangan lagi… kenapa gw, Reiii… I’m so depressed!”

“Ah, Ben. Sabarlah. Gw tau lo ini sulit untuk orang seaktif lo…”

“Rasanya kayak melihat melalui kertas roti, lo tau kertas roti kan? Bisakah mata gw membaik, 10 sampai 30 persen aja gw udah sangat bersyukur, Rei. I want my eye back to normal.”

“Kapan lo kontrol mata kanan lo lagi pasca operasi, Ben?”

” Minggu depan. Doain pekembangan retina gw baik ya, Rei…,” Ben tiba-tiba menggebu, “Makanya minus lo dijaga tuh jangan sampe kegedean kayak mata gw. Jadinya retina gw tipis, rentan sobek.”

Ben terdiam. Mengingat saat matanya terantuk saat terjatuh dari motor. Retinanya sobek dan harus dioperasi. Cukup sulit bagi Ben membayangkan bekerja dengan mata yang tak normal mengingat profesinya sebagai designer grafis. Mungkin sebenarnya bukan karena profesinya, Ben hanya ingin matanya normal. Ben tidak siap menghadapi bahwa matanya sudah tidak normal dan mempunyai risiko kebutaan.

“Rei, ingat lo punya risiko yang sama kaya gw. Jaga minus lo jangan sampe over-load. Juga temen-temen yang minusnya udah kelewatan. Rawat mata lo baik-baik ya, awas risiko kebutaan…” Ben mewanti-wanti.
Melalui  matanya Ben melihat dunia berkabut. Semoga kabut itu tidak betah menyelubungi dunia Ben. Ben berharap dokter membawa kabar baik untuknya.

***

Rei memainkan tangannya. Ping.
Pop-up di monitor Uncit.
“Terima kasih, Uncit kawanku…”
Uncit menatapnya sekilas lalu melenggang sambil tersenyum-senyum tak peduli keluar ruangan.

Mural Ternyata Bagus Juga...

Masih siang, baru selesai makan siang tapi sudah berpikir mau makan malam apa, terus hari ini bisa pulang cepat gak ya? Banar-benar menggambarkan pribadi yang sedang bosan, haha! It’s Friday, anyway… (terus kenapa???? hahaha…)

Ya ya ya, cek email siang sudah, kopi penghalau kantuk sehabis makan siang juga sudah tandas, masih juga bingung mau apa. Pekerjaan di meja hanya kulirik dan akhirnya kuraih kertas buram, jadi sasaran urek-urekan. Eh, malah flash back, menghadirkan diriku kembali ke suatu perempatan jalan di suatu malam.
Sambil menunggu antrian di lampu merah di perempatan tomang di bawah jembatan layang, iseng celingak-celinguk melihat situasi sekitar. Hmmm… bagus juga lampu penerangan yang dipasang di dinding luar jembatan layang. Berpendar kebiruan menambah warna perempatan ini. Cukup memanjakan mata kalau saja tempelan pamflet iklan pembuatan spanduk tidak tertempel di dinding jembatan layang.

Mata saya berpindah ke kaki jembatan layang. Ada mural di sana. Bagus juga. Coba di bawah lampu-lampu biru tadi juga digambari mural, bukannya tempelan pamflet iklan spanduk, mungkin akan menambah semarak perempatan tomang ini. Gambar-gambar atau pesan-pesan dalam mural yang disoroti lampu yang berpendar biru. Menyoroti pesan yang terkandung di dalamnya. Membuat orang tahu, mungkin juga dapat menciptakan dialog dengan penikmatnya. Paling apes jadi alternatif pemandangan sembari menunggu lampu yang beralih warna menjadi hijau.

Mural bukan lagi sesuatu yang baru dikenal dalam masyarakat kita. Mural sudah banyak bertebaran di beberapa kota di Indonesia. Selain dipandang sebagai seni, mural juga bisa dijadikan suatu media untuk menyampaikan suatu pesan kepada publik. Sayang juga terkadang mural dianggap mengganggu keindahan kota. Padahal menurut saya, dengan pemilihan lokasi yang tepat, maka mural dapat memberi fungsi yang maksimal terhadap keindahan kota dan sarana penyampaian pesan terhadap masyarakat.

Kan lumayan juga tuh ruang-ruang kosong dapat dimanfaatkan sebagai media komunikasi sekaligus hiburan dibandingkan diisi dengan grafitti sembarangan atau tempelan-tempelan iklan yang tak beraturan saling bertumpuk. Siapa tahu juga bisa mengurangi stress akibat kendaraan yang juga saling bertumpuk.

Estetika di kota-kota besar tidak hanya melulu soal bangunan, tata kota, dan penghijauan taman. Mural pun bisa menambah warna, melengkapi keindahan kota. Apalagi kota sekelas Jakarta Raya ini. Jakarta layak untuk mendapat yang lebih baik dari tumpukan sampah, selimut asap, coretan kasar cat semprot, tempelan iklan dan ornamen partai yang “lupa” dicopot kala sudah habis masa nyoblos.

Indulge sense and get the message with mural.

Cari Ibu Baru

17.33

Ibu memanggil-manggil anak 7 tahunnya.

Ibu : Nak… ayo pulang dulu! Sudah jam setengah enam, mandi dulu nanti keburu malam…

Anak : Nantiiiii…….. aku masih mau main, ayah juga belum pulang.

Anak menjawab panggilan Ibu sambil berlari menjauhi rumah dan kembali bermain.

17.50

Matahari sudah mulai pergi ke belahan bumi yang lain. Hari pun semakin gelap.

Anak : Ibuuu… Ibuuu… buka pintu dong, Bu……..!!!

Ayah : Lho, kamu kok masih di luar? Kenapa pintunya dikunci? Mana ibu?

Ibu muncul dari dalam rumah dan membukakan pintu.

Ibu : Ayah sudah pulang. Masuk, Yah. Kamu jangan ikut-ikutan masuk ya, Anak…

Anak : KENAPA?? Ayah, Ibu jahat!! Ibu kenapa sih?! temen-temen aku bisa bebas main. Ibu mereka gak bawel, gak pernah suruh ini suruh itu. Kenapa aku gak bisa bebas, suka-suka aku mau main sampai kapan!!!

Ibu : Kamu mau seperti itu?

Anak : Iya!

Ibu : Mau orang tua seperti itu?

Anak : Iya!!

Ibu : Lho, terus kenapa masih mau masuk rumah? Di rumah ini gak ada Ibu yang seperti itu lho… Kalau kamu mau Ibu seperti itu, kamu bisa cari sendiri dan tinggal di sana sekarang juga.

Ibu menjawab sambil tersenyum sementara Ayah menahan senyumnya. Anak terdiam, takut menghadap gelap malam di luar sana.

Ibu : Mau mandi, shalat, terus belajar, Anak?

Anak : Mau, Bu…



Belajar Dari Si Penjual Telur

Matahari beranjak semakin tinggi ketika aku menatap langit yang biru cerah di suatu siang di teras rumah. Aku masih belum bisa memutuskan apakah akan pergi sekarang atau nanti sore saja. Toh tak cepat-cepat pergi tak apa-apa. Bukan sesuatu yang mendesak ini, cuma mau ngembaliin film pinjeman. Lama kumenatap langit biru itu. Huwee, langit biru, udah kaya program pemerintah aja… apa kabar tu program ya??? Heheh… sok perhatian.

Seperti biasa, kebiasaan pikiran yang melanglang buana mubazir karena tak tentu arah. Sepersekian detik aku tersadar. Tujuan utamaku adalah untuk memutuskan pergi atau tidaknya siang ini ke rental film. Yaelah… gitu aja lama banget ya! Tuh, lagi-lagi si otak berflash back memutar memori tak penting dalam hidupku.

… Deng Dong Deng Dong …

AAAARRRRGGGHHH!!!! S E T O O O P !!!

Udah! Mengingat nasihat untuk mempergunakan waktu dengan sebaik-baiknya, aku dengan setengah hati melangkahkan kaki keluar rumah. Hik, panaaas… tapi, hwayooo semangat!

Begitu keluar regol rumah, aku bertemu nenek penjual telur yang setiap pagi biasa keliling komplek menjual dagangan telur ayam, bebek, sayur-sayuran hasil ternak dan tanamnya. Beliau duduk di badukan semen di bawah pohon mangga bantet di depan rumahku. Tampak jelas beliau sedang beristirahat setelah seharian berusaha menjual dagangannya. Bakul bambu dan tas anyaman tergeletak di depan kaki si nenek.

Aku melewatinya dan berhenti di dekatnya sambil menunggu angkutan yang akan membawaku ke depan komplek. “Lagi istirahat, bu?” sapaku coba membuka percakapan, “Panas ya?!”

Belum sempat si nenek menjawab, tiba-tiba tas anyaman (yang tertutup) itu bergerak mengguling dan berbunyi. Aku mundur selangkah karena kaget. Namun si nenek malah tersenyum dan berkata, “Ayam nih, neng. Saya bawa dari tadi pagi mau dijual, tapi gak ada yang mao. Kegedean sih ayamnya. Emang gede banget sih ni ayam… ya udah deh dibawa pulang lagi…”

Aku tak berkata lagi. Terpesonanya sama ayam di dalam tas anyaman itu. Waduh, kasian juga tu ayam panas-panasan, sempit-sempitan di dalem tas, heheheh… lho? hus!

Si nenek kemudian mengeluarkan uang recehan dari sakunya, “Alhamdulillah, lumayan lah dapet 27 rebu. “Aku menoleh dan melihatnya tersenyum sehabis menghitung uangnya, aku pun tersenyum. Kulihat beberapa lembaran kusut di tangannya seribuan, lima ribuan, udah. Sejumlah-mungkin-27 ribu seperti si nenek bilang tadi.

“Itu hasil jualan hari ini, Bu?”

“Iya neng, Alhamdulillah lah, lagian tadi juga cuma bawa dagangannya dikit.”


“Hooo…” kepalaku terangguk-angguk.


“Nah, saya pulang dulu ya, neng, udah siang nih.”


“Oh iya deh, Bu. Eh, emang rumahnya di mana, Bu?”


“Parung Koret, tuh di belakang, yah lumayanlah,” beliau menjawab nama suatu perkampungan yang terletak di belakang perumahanku dan mulai melangkah.
“Eh, jalan kaki, Bu?!” timpalku agak kaget, “lumayan jauh kan, panas lagi. Mana ibu bawa ayam gede, sama bakul…”


“Lha??” mukanya malah heran melihatku, “Pan kalo naik angkot duitnya abis lagi dong, Neng. Mana yang buat makan?” Beliau tersenyum, membetulkan letak topi bambunya yang bundar, memutar badannya, dan melangkahkan kakinya.


HEEEH???!!!

Iya juga ya. Iya…

Aku nyengir salah tingkah sendiri menanggapi kata-kata si nenek tadi. Bukannya aku gak pernah dalam keadaan sulit kaya tadi. Cuma yang barusan luput dari pikiranku. “Hati-hati, Bu!!” teriakku.

Sampai di rental, aku didenda 16 ribu karena telat ngembaliin. Enteng aja ku keluarkan uang 20ribuan dari dompet dan melangkah keluar rental. Selesai urusan, terus beli es krim, pulang, tiduran di ruang tengah sambil nonton TV di depan air purifier. Hmmm… Leha-leha.

Halah, angkotnya lama lagi! Misuh-misuh kepanasan, aku menebar pandangan ke jalan raya Karang Tengah yang berdebu. Ih! Pulang… Pulang… Nikmat banget di rumah. Sampai ketika pandanganku menatap lurus ke gerbang masuk perumahan Metro Permata. Terus lurus ke dalamnya… Menembus ke belakangnya… Parung Koret. Masih lumayan jauh… Hohoho… mambayangkan harus berjalan kaki seperti si nenek tadi dari mulai berangkat di pagi hari, muter-muter jualin dagangannya sampe dapet 27 ribu, terus pulang masih dengan jalan kaki menenteng sisa dagangan ditemani matahari di atasnya…
Anak muda yang payah!

Cinta Bumi Kepada Langit



Sang penyair Rumi bilang bahwa orang bijak mengumpamakan pria dan wanita bagaikan langit dan bumi. Langit memberikan apa yang dibutuhkan bumi dan bumi menjaga kelangsungannya. Saat bumi kehilangan kelembabannya, maka langit akan menurunkan embunnya untuk mengembalikan kelembaban bumi.

Bahagialah bumi memiliki langitnya. Bangga sekali bumi pada langitnya. Kebanggaan pada tanggung jawab langit yang tak pernah surut. Bumi mencintai langit yang memberikan segala yang bumi butuhkan untuk menjadikannya tetap hidup: perlindungan dari panas mentari, kesejukan hujan, perhiasan bintang, keceriaan pelangi, bahkan kemarahan guntur dan halilintar. Bumi mewujudkan cintanya dengan menjaga pemberian langit. Meneruskan dengan memberikannya dengan penuh cinta dan terus menerus kepada penghuninya. Melahirkan gunung-gunung yang kokoh, pepohonan yang rindang, bunga-bunga cantik, lautan yang teduh, binatang-binantang yang ceria, juga manusia-manusia yang diharapkan dapat membantunya menjaga pemberian sang langit, kekasihnya.

Bumi akan selalu setia kepada langit yang telah memberinya perlindungan dan curahan kasih sayang. Bumi selamanya akan terus memandang hanya kepada langit. Bekerja bersama langit menumbuhkan kehidupan yang membanggakan. Kehidupan yang sarat kasih. Bargandengan dan bertatap mesra sampai saat Tuhan membubarkan alam semesta.

Bagaimana bila langit sudah bosan dengan bumi? Atau bumi tak lagi peduli dengan segala yang diupayakan langit? Ketika mereka berdua memutuskan untuk saling benci dan hidup sendiri-sendiri?

Pasrah...

Hari ini aku tersenyum lebar sendirian menatap 2 slice pizza di meja. “Akhirnya datang juga…” batinku, “Alhamdulillah…”

Beberapa hari yang lalu, aku pengeeeen banget makan pizza. Kebetulan hari itu aku ada janji ke rumah teman untuk mengantar kepulangan teman lainnya ke Purwokerto. Karena memang sudah jam makan malam, lapar lah aku. 

Sekotak pizza masih terus terbayang. Kutawarkan pada teman-teman untuk memesan sekotak pizza, “eh… tapi ke pizza hut terdekat aja deh, gw gak punya cash, tinggal 20rb.”

“ya udah kalo gitu gw mau salad ya,” kepala besar bicara.

“ya udah, mana uangnya…”


“ya lo beliin lah… paling 20rb.”


“heeeh?! Sekate-kate lo. Kalo cuma pizza gw beliin,” berhubung aku yang ngidam, kan gak enak kalo makan sendiri.


…bla…bla..bla..bla…

Perdebatan sekotak pizza dan salad terus berlanjut, sampai si teman dari Purwokerto berangkat dengan travelnya pun kami masih belum makan pizza juga.

Dan tiga hari kemudian ini lah hasrat makan pizza ku terpenuhi, hehehe… Padahal hasrat itu memuncak pada hari ke dua. Di hari ke tiga aku sudah pasrah mengganti keinginginan makan pizza jadi pengen makan gado-gado. Di hari ini lah hasratku terpenuhi dengan tuntas tas tas tas… maksi gado-gado, tea time dengan pizza.

Sambil menikmati kunyahan demi kunyahan, pikiran ku berputar ke beberapa minggu lalu dimana aku berharap dengan sangat bertemu senior dari Accounting di angkot B09.

Suatu pagi dengan sangat sembrononya aku tak lagi mengecek persediaan uang kecil. Hajar aja main berangkat ke kantor. Di Kopaja P16 baru aku sadar tak ada lagi pecahan ribuan, yang ada hanya selembar uang 50rb-an.

Aku mematung di pinggir jalan Pasar Kemis menimbang-nimbang, bagaimana caranya sampai di kantor tanpa naik taksi dan gak diomelin abang angkot gara-gara bayar angkot 2rb dengan uang 50rb. Hmm, jalan jauh, ojek pun tak ada… senior dari Accounting itu lah harapanku satu-satunya.

Berbekal pengetahuan matematika dasar SMA yang pas-pasan, peluang bertemunya si Krucil ini dengan senior dari Accounting itu sangat kecil. Angkot B09 itu banyak. Belum lagi pertanyaan: senior dari Accounting itu berangkat jam berapa? Pusiiiing… akhirnya bengong. 4 angkot B09 lewatlah sudah. Harapanku tipis setipis martabak tipis kering seribuan.

Aku pun pasrah. Angkot B09 ke-5 datang dan aku pun naik. Diomelin-diomelin deh, batinku.

“Haiii…” mataku langsung berbinar dengar sapaan itu.

“Eh, mbak…” hamdalah pun berkali-kali kuucapkan dalam hati.


Angkot berbelok mendekati gedung kantor. Kukeluarkanlah pecahan yang merisaukanku itu. Ternyata senior dari Accounting itu melihat.

“Wi, duit lo goban tu?”

“Ho-oh… nanti aku bayarin aja deh, mbak, biar gak diomelin si abang supir.”


“eh, gak usah… udah, gw bayarin aja, dari pada kena semprot supir angkot pagi-pagi gini. Eh, lo cuma 2rb kan?”


“He-eh… “ tersenyum lebar dan sumringah, “Makasih banyak ya, mbak. The best in town lah lo.”


Ternyata kekhawatiran adalah sia-sia. Kalau rezeki mah gak kemana.

Dari contoh sederhana kedua kejadian di atas aku jadi semakin yakin bahwa ketika kita memasrahkan sesuatu justru kita mendapatkannya. Penyerahan diri kita sepenuhnya, dan kepercayaan diri kita kepada Sang Pengatur lah yang utama. Dia tahu yang terbaik untuk kita, plus efek dan dampak dari pemberianNya, jika kita benar-benar memperhatikan.

Pemerintah Dapat Pujian

10 hari setelah peluncuran perdana uang logam Rp 1.000 dan uang kertas Rp 10.000, ada pameran kecil (-kecilan banget) di lapak tukang rokok dan gorengan di bilangan Kebon Jeruk Jakarta. 


Latif si pemilik lapak memamerkan barang baru di warungnya kepada para pelanggan setianya, “Woi, udah pada lihat duit serebuan baru belom lo pada?? Nih, gue baru dapet… tuh tuh tuh…”

“Mana dah sini, lihat gue!” Pak Mansur si satpam penggemar catur menyempatkan waktunya untuk nimbrung. Dilihat-lihatnya si serebuan baru itu lekat-lekat… lekat sampai lupa sepertinya untuk diserahkan kembali kepada si Latif, “Cakep ya duitnya, tipis gini cocok nih… Huwaaah…”

“Lhaaah… ini mah alamat kagak balik serebuan gue, udah mana sini balikin!” si Latif mulai khawatir serebuan barunya diembat. Itu duit. Seribu juga berharga buat Latif bukan masalah baru atau buluknya si duit.

“Nah, nah… nih gw kasih lo serebu, gw tuker dah pake yang kertas. Nyang ini buat gw yak?” Pak Masur jatuh cinta pada si logam serebuan baru.

“Buat apa sih?” Latif menerima tukeran seribuannya, gak penting juga pikirnya.
“Emang dah pemerintah sekarang tau banget kebutuhan rakyatnya. Apalagi nyang kaya kita-kita ini…” orang-orang sekitar mulai bingung, “Lo lihat ni duit, bentuk tipis gini cocok banget buat kerokan! Artinya kan pemerintah tau aja kebutuhan rakyat kecil kaya kita butuh alat buat kerokan kalo masuk angin. Biasalah… penyakit orang susah…”

Ada yang ketawa, ada yang keki, ada yang berusaha loading maksud Pak Mansur…

Perempuan Pintar Buat Apa?

“Perempuan mah ngapain sekolah tinggi-tinggi, Neng. Pinter-pinter juga buat apaan? Bisa ngurus anak yang bener aja udah bagus.” Pak Ojeg menimpaliku ketika mendengar aku rencanaku melanjutkan sekolah lagi.

Argumen-argumen klise yang pasti sering diutarakan, bahwa perempuan mau bagaimana juga pasti berujung berkutat seputar urusan rumah, suami, anak. Bahwa sekolah tinggi adalah percuma, membuang waktu, tenaga, dan biaya. Bahwa sekolah hanya seperlunya saja, cukup sampai menguasai pengetahuan dasar (iya bagus kalau menguasai, kalau cuma lewat??? Heheh…) 

Begitukah?

Bagus jika perempuan tersebut berasal dari latar belakang pendidikan keluarga yang luar biasa. Matang baik secara fisik, mental, spiritual, dan pengetahuan. Telah dibekali dan mampu mengurus suami, anak, dan rumah tangganya kelak. Bagaimana jika seorang ibu muda mencubit anaknya yang merengek bosan ditambah bonus kata, “Bego banget sih, udah dibilangin diem juga! Ibu tinggalin kamu di pinggir jalan nih, mau??!!” Atau seorang ibu yang mengajarkan anaknya untuk melempar bungkus jajanannya ke luar jendela mobil?

Rasulullah bersabda bahwa perempuan itu adalah tiangnya negara. Perempuan yang baik dan cerdas diharapkan akan melahirkan generasi yang baik dan cerdas juga. Perempuan nantinya juga akan mengambil peran dalam pembentukan anaknya. Bahkan semenjak dalam masa kandungan. Seorang perempuan cerdas pasti akan menjaga pola hidupnya untuk tetap sehat demi bayi dalam kandungannya. Makanan bergizi, ASI, dan serangkaian pemeriksaan kesehatan rutin akan dipenuhinya. Seiring pertumbuhan anaknya, perempuan akan mengajarkan bagaimana berperilaku yang baik dan mengenalkan anak pada pengetahuan-pengetahuan dasar bentuk, warna, angka, huruf dan banyak lagi. Perempuan juga pasti akan mengambil peran ketika anak dalam kesulitan atau sakit, menghibur saat sedih, dan bersama tertawa dalam suka. Hal-hal sederhana tersebut adalah penting dalam mendidik anak.

Belum lagi harus menghadapi suami, bersosialisasi dengan lingkungan, mengatur anggaran rumah tangga, menyiasati pemenuhan kebutuhan keluarga… kalau gak cerdas gimana??

Sekolah sendiri bukan dimaksudkan untuk menunda pernikahan dan membangun keluarga terus jadi sok pinter, tapi kalau argumennya ngapain sekolah kalau berakhir di urusan domestik nanti duluuuu…

Sekolah itu bagian dari proses pendidikan, sedikit banyak bisa membuka wawasan dan membentuk pola pikir seseorang. Pendidikan dan pengetahuan diperlukan bagi seseorang untuk membantunya menjalani hidup. Bagi perempuan hal tersebut pastilah sangat berguna untuk melanjutkan perjuangan perempuan terdahulunya untuk membentuk generasi penerusnya menjadi generasi yang membanggakan.

Walaupun juga pendidikan yang tinggi tidak menjamin seorang perempuan memiliki pengetahuan dan sikap mental yang baik dalam mengelola dan menghadapi keluarganya. Yang penting adalah bagaimana seorang perempuan mau terus mengembangkan dan memperkaya dirinya dengan beragam pengetahuan serta masih terus semangat membenahi dirinya ke arah yang lebih baik.

Memangnya gak malu kalau anak bertanya dan kita tidak bisa menjawab? Atau malah mengajari anak dengan menakut-nakutinya dengan hal-hal yang tak masuk akal? Bisa jadi berbohong kepada anak agar anak tak terus bertanya?

Warna Hidup - Dialog Puisi Anak Bapak

Mengapa hidupku serasa tak berwarna?
Hanya mengulang itu itu saja
Ada sih variasi tapi tak banyak
Aku ingin hidupku pelangi yang semarak menghapuskan tangis langit
Aku ingin indah aku ingin dilihat aku ingin dikagumi
Aku selalu banyak mau, aku mau jadi berwarna


Kau ingin warna dalam hidupmu, tapi kau tak dapat
Jangan marah, karena kau telah memberikan warna dalam hidupku
Hingga ku tak marah pada kehidupan
Awalnya lahir tak berwarna, hanya putih yang menimpa
Tapi asal asli ini sudah pelangi, makin dewasa terlihat jelas pelanginya
Itulah hidup penuh warna
Warnai hidup ini dengan sinar cahaya ilahi
Carilah sinar cahaya ilahi untuk mewarnai
Pasti hidup ini penuh arti