Rabu, 06 Maret 2013

Penyebab Pemanasan Global


Pemanasan global disebabkan oleh pembakaran bahan bakar fosil, seperti batu bara, gas alam, dan sejenisnya yang tidak dapat diperbarui. Proses pembakaran tersebut melepas karbondioksida, CO2, metana serta gas-gas lainnya yang dikenal sebagai gas rumah kaca. Ketika atmosfer semakin dipenuhi gas-gas rumah kaca, maka atmosfer semakin menjadi insulator yang menahan lebih banyak panas dari matahari yang dipancarkan ke bumi. Sayangnya hutan yang berfungsi sebagai penyerap gas rumah kaca tersebut juga semakin hari semakin berkurang luasnya karena pohon-pohon ditebangi untuk kebutuhan dan gaya hidup manusia.

Sebagaimana diketahui bahwa segala sumber energi yang terdapat di bumi berasal dari matahari. Sebagian energi tersebut dalam bentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini mengenai permukaan bumi, energi berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan bumi. Permukaan bumi akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini sebagai radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca, antara lain yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan bumi dan akibanya panas tersebut akan tersimpan di permukaan bumi. Hal tersebut terjadi berulang-ulang dan mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat.

Perlu diketahui bahwa karbondioksida akan tetap berada di atmosfer selama seratus tahun atau lebih sebelum alam mampu menyerapnya kembali. Jadi seandainya saat ini manusia di muka bumi tidak lagi melepas gas rumah kaca ke atmosfer, namun karbondioksida yang telah terlanjur dilepas selama ini akan tetap memanaskan bumi selama seabad yang akan datang. Apalagi jika emisi gas rumah kaca terus berlangsung seperti sekarang, maka pada awal abad ke 22 konsentrasi karbondioksida di atmosfer diperkirakan akan meningkat hingga tiga kali lipat bila dibandingkan masa sebelum era industri.


Sumber: Selebaran Departemen Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, 2007.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar